KONSIKA NEWS, WATES - Pengelolaan sampah menjadi hal yang tidak boleh dikesampingkan dalam upaya mewujudkan branding Kabupaten Kulon Progo “The Jewel Of Java”.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Drs.
Sumarsana, M.Si mengatakan, branding Permata Pulau Jawa bisa terwujud manakala
sampah-sampah di wilayah Kabupaten Kulon Progo terkelola dengan baik.
“Tentu kita semua tidak tega, Kulon Progo yang
mengusung The Jewel Of Java hanya disibukkan dengan urusan persampahan,”
ujarnya di sela-sela koordinasi terkait pengelolaan sampah di Pendopo Kapanewon
Wates bersama Forkopimkap, Lurah, Perwakilan Badan
Perwakilan Kalurahan (BPK), dan Puskesmas Wates, Senin (24/8/2020).
Pengelolaan sampah, menurut Sumarsana,
setidaknya ada 4 (empat) hal yang dapat ditempuh.
Pertama, kesepahaman antara pemerintah
kabupaten dengan kapanewon, kalurahan/kelurahan, dunia usaha/dunia industri,
masyarakat/konsumen, dan rumah tangga dalam mengelola sampah.
“Kedua, alternatif pengurangan dan penanganan
sampah di Kabupaten Kulon Progo melalui pembentukan Bank Sampah/Tempat Pengolahan
Sampah di tiap kalurahan/kelurahan maupun pedukuhan,” ungkapnya.
Ketiga, lanjut dia, mendorong intervensi
pemerintah kalurahan/kelurahan untuk mengalokasikan sebagian Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kalurahan (APBKal) dalam rangka pengelolaan sampah di
wilayah masing-masing.
Keempat, semua warga Kulon Progo menjadi
nasabah Bank Sampah dan/atau pelanggan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) pengolah
sampah mandiri.
“Sampah menyertai kita sepanjang hayat. Mulai
dari sekarang, diupayakan sampah tertangani di tingkat Kalurahan atau
Pedukuhan. Syukur bisa habis di tingkat rumah tangga. Sampah yang dibawa ke
TPAS Banyuroto adalah sampah yang tidak bisa diolah lagi,” sarannya.
Ia mengharapkan, Kapanewon Wates yang sekarang
menjadi Ibukota Kabupaten Kulon Progo, menjadi model percontohan bagi kapanewon
yang lain untuk mengimplementasikan 4 hal tersebut.
“Ibukota Kabupaten Kulon Progo di sini. Semoga
Wates menjadi contoh bagi kapanewon-kapanewon yang lain,” harap Sumarsana.
Menurut Panewu Anom Wates Yulianta Nugraha,
S.IP.,M.Si, problem sampah ke depan semakin pelik. Seiring dengan laju
pertambahan jumlah penduduk, perkembangan kawasan bandara, perumahan, industri,
dan usaha pendukung lainnya.
Pihaknya sepakat bahwa pengelolaan sampah
memerlukan kerjasama solid semua pemangku kepentingan.
“Bapak/Ibu Lurah dan BPK silahkan menangkap
peluang APBKal untuk dialokasikan dalam kegiatan pengelolaan sampah,” katanya
Yulianta mengatakan, sampah memang lebih baik
dipilah sejak dari sumbernya. Sampah mengandung sisi negatif, tetapi terdapat
pula sisi positif. Sebab, beberapa jenis sampah berpotensi ekonomi. (Prd)
No comments:
Post a Comment