KONSIKA NEWS, PENGASIH - Pengasih menjadi Kapanewon dengan jumlah Bank Sampah terbanyak di Kabupaten Kulon Progo. Dari 81 Bank Sampah yang teregister Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kulon Progo, 24 diantaranya berada di Kapanewon Pengasih.
Di sisi lain, dengan jumlah penduduk
terbesar se-Kulon Progo, Kapanewon Pengasih mendapatkan tantangan dalam hal
pengelolaan timbulan sampah.
“Kapanewon Pengasih patut kita
apresiasi karena semua kalurahan sudah memiliki Bank Sampah. Data per Juli
2020, Kapanewon Pengasih paling banyak Bank Sampahnya. Jika diprosentase 29 %
sendiri,” ujar Kepala DLH Kulon Progo Drs. Sumarsana, M.Si saat koordinasi
pengelolaan sampah di Pendopo Kapanewon Pengasih, Selasa (18/8/2020).
Ia merinci, Bank Sampah terbanyak di
Kalurahan Sendangsari, berjumlah 14. Di Kalurahan Margosari terdapat 4 Bank
Sampah dan Pengasih 2 Bank Sampah. Sementara di Kalurahan yang lain baru
memiliki 1 Bank Sampah.
Sumarsana mengatakan, meski Kapanewon
Pengasih memiliki Bank Sampah yang banyak, tetapi tantangan untuk mengelola
sampah juga berat. Menilik jumlah penduduknya terbesar di Kulon Progo.
“Berdasarkan data jumlah penduduk dan
jumlah timbulan sampah tahun 2019, Kapanewon Pengasih dengan jumlah penduduk
50.220 jiwa menjadi penyumbang sampah terbesar di Kulon Progo. Timbulan
sampahnya 7.331,79 ton/tahun dengan konversi 60,87 meter kubik per hari atau
22.217,55 m3 per tahun,” tuturnya di hadapan Panewu, Lurah, Badan Perwakilan
Kalurahan, dan utusan Puskesmas se-Kapanewon Pengasih.
Mengatasi persoalan sampah, ia menjelaskan
dapat menggunakan dana desa yang dikucurkan pemerintah sebagaimana tercantum
pada Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi
Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020.
Pasal 6 ayat (1) menyebutkan Peningkatan kualitas hidup masyarakat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a diutamakan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan di bidang pelayanan sosial dasar yang berdampak langsung pada meningkatnya kualitas hidup masyarakat.
“Dapat direalisasikan dengan
pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana lingkungan pemukiman,
antara lain tempat pembuangan sampah, gerobak sampah, kendaraan pengangkut
sampah, mesin pengolah sampah, dan pembangunan Bank Sampah Desa,” jelas
Sumarsana.
Sementara itu, Panewu Pengasih
Triyanto Raharjo, S.Sos.,M.Si menyatakan siap untuk mengatasi permasalahan
persampahan di wilayahnya bersama-sama dengan seluruh stake holder
terkait.
Ditegaskan, sampah memang menjadi persoalan
serius. Disadari atau tidak, kegiatan keseharian pasti menyisakan sampah,
termasuk sampah plastik. Ia tidak menampik masih terdapat warga yang belum
mengetahui mekanisme pengelolaan sampah secara baik dan benar. Sehingga tidak
mengherankan, ada oknum yang masih membuang sampah di pinggir jalan, selokan,
ataupun sungai.
“Oleh karena itu, perlu diadakan
koordinasi bersama bagaimana teknis agar optimal. Semua tentu berkeinginan
keseimbangan alam terjaga serta hidup nyaman di lingkungan yang bersih dan
sehat,” tandasnya. (Prd)
No comments:
Post a Comment