PENGASIH, konsikaku.blogspot.com-
Manunggal Fair merupakan event pameran pembangunan yang digelar di Kabupaten
Kulon Progo menyongsong peringatan Hari Jadi pada setiap tahunnya. Biasanya
diadakan mulai pekan terakhir di bulan September hingga awal Oktober. Pada tahun
ini Manunggal Fair dihelat mulai tanggal 27 September sampai 6 Oktober 2019.
Manunggal Fair Tahun 2019 digelar
di dua lokasi berbeda, yakni Taman Budaya Kulon Progo dan Lapangan Pengasih. Stand
OPD, Ormas dan UMKM dipusatkan di Taman Budaya Kulon Progo, sedangkan wahana
permainan dipusatkan di Lapangan Pengasih. Menurut informasi yang beredar,
tahun ini jumlah stand nya mencapai 400-an.
Dinas Lingkungan Hidup Kulon
Progo dan Komunitas Jejaring Lingkungan Hidup Kulon Progo memberikan sejumlah
catatan terhadap penyelenggaraan Manunggal Fair, terutama terkait dengan
pengelolaan timbulan sampah yang dirasa masih belum optimal.
“Kalo menurut Perda, pembersihan
sampah menjadi tanggung jawab penyelenggara. Oleh karena itu perlu dipikirkan
oleh tim penyelenggara sebelum, saat, dan pasca kegiatan. Perlu adanya komitmen
bersama dari semua kalangan untuk mewujudkannya” kata Isna Mansuuroh Pengurus
Bank Sampah Bunda Mandiri Kaliagung Sentolo.
Sementara, Taufiq Amrullah, S.T.,
M.M Sekretaris DLH Kulon Progo, memberikan 5 catatan yaitu: 1) Tempat sampah di
arena Manunggal Fair kurang mencukupi 2) Pengunjung lebih senang membuang
sampah di sembarang tempat 3) Peserta pameran kurang bertanggung jawab setelah
selesainya pameran 4) Tetapi, Event Organizer bertanggung jawab atas hal tersebut
dan 5) Produksi hasil kerajinan dari sampah belum signifikan terjual.
“Untuk volume sampah secara teori
yang dihasilkan oleh pengunjung pameran selama kegiatan pameran, dapat memakai
rumus jumlah peserta x 0,4 kg. Secara kenyataan dapat dilihat dari
keterangan/info petugas kebersihan selama kegiatan pameran” ujar Arie Budiyarto
Staff Bidang Tata Lingkungan DLH Kulon Progo.
Sejumlah penggiat lingkungan yang
tergabung dalam Jejaring Lingkungan Hidup Kulon Progo mengemukakan sejumlah
gagasan dalam hal mengurangi volume timbulan sampah di Manunggal Fair. “Untuk
event berikutnya bisa dengan propaganda melalui nama event. Misalnya, Manunggal
Fair Bebas Sampah” kata Agung, salah satu penggiat lingkungan.
Asmorowati dari Dinas Kelautan
dan Perikanan Kulon Progo mengusulkan perlu dibuat aturan transaksi jual beli yang
melarang penggunaan kemasan plastik dan sterofoam. Sedangkan, Saptono Tanjung
Penggiat Komunitas lainnya menyatakan banyaknya sampah di Manunggal Fair harus
direspon cepat.
“Kasus ini ada penyadaran sebelumnya,
baik itu pengelolaan Manunggal Fair, termasuk desain tata letak dan lingkungan.
Artinya bukan semata, tetapi banyak aspek. Ini desainnya perlu digarap bersama
agar jelas perannya” tulisnya melalui pesan singkat. (Konsika Kulon Progo/Mas
Pardy)
No comments:
Post a Comment