Monday, 21 October 2019

Belajar Teknik Budidaya Lebah Madu Klanceng Ala Kelik Suparno


KULON PROGO, konsikaku.blogspot.com- Kelik Suparno atau yang akrab disapa Pak Kelik merupakan salah satu petani sukses pembudidaya lebah madu lanceng atau klanceng (Trigona) dari Gunung Kelir Desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo. Melalui Jejaring Penggiat dan Pemerhati Lingkungan Hidup Kulon Progo, ia membagikan kisah hingga berhasil dalam menekuni usaha budidaya lebah madu klanceng.

“Untuk budidaya klanceng yang perlu diperhatikan ialah lingkungan yang akan ditempati lebah dan jauhkan dari penggunaan pestisida. Budidaya klanceng harus ada 3 hal pokok. Pertama, sumber getah misal dari pohon nangka,mangga, atau lainnya. Kedua, sumber beepollen/ serbuk sari sebagai sumber protein bagi si lebah contoh dari bunga matahari,kelapa, dan lain-lain. Ketiga, sumber  nektar atau cairan manis dari tumbuhan untuk sumber energi bagi si lebah dan bila cadangan melimpah disimpan dalam kantong biasanya kita kenal sebagai madu, contoh bunga atau pohon mangga,kaliandra,jantung pisang, maupun kelapa. Dalam satu kotak lebah biasanya ada 3 kasta, yaitu ratu lebah,lebah pekerja atau betina dan jantan. Material sarang lebah berasal dari getah“ jelasnya.

Ditanya latar belakang budidaya, ia mengatakan awalnya hanya iseng karena lebah jenis ini di masyarakat dianggap sebagai binatang yang berbahaya, sebab bisa masuk telinga atau hidung manusia.Padahal sebenarnya, lebah jenis klanceng tidak mungkin masuk ke organ tersebut jika tidak ada aroma ratu lebah di setiap koloni. Selain itu ada pula anggapan bahwa klanceng adalah binatang pengotor.

Proses awal pembudidayaan dahulunya dengan memindahkan telur lebah yang ada di dalam bambu usuk ke dalam kotak. Ketika proses pemindahan, yang perlu diperhatikan ialah jangan sampai banyak telur yang rusak, ratu lebah harus ada, madu dan bee pollen diikutkan, demikian juga dengan getah yang terdapat di sarang. Lubang masuk dioles getah sebagai penanda supaya lebah pekerja bisa masuk kekotak yang baru. Radius lebah dalam mencari makan kurang lebih 500meter, tetapi bisa lebih tinggi dari lebah doang atau apis cerana.

Persiapan pemindahan klanceng dari bambu ke kotak. (Foto: Saptono Tanjung)

“Kalau di tempat kami, sebagai tempat sarang berbentuk kotak berukuranlebar 12cm Tinggi 10cm Panjang 25cm dan bagian depan diberi lubang kecil. Penempatannya hindarkan dari terik matahari langsung dan terpaan hujan. Kalau bisa kotak tersebut diarahkan ke matahari terbit” kata Kelik.

Masa panen madu lebah klanceng antara 1,5 hingga 3 bulan, sangat dipengaruhi oleh suhu dan kondisi lingkungan. Untuk jenis lebah Trigona Leaviceps, setiap satu stup atau satu kotak rata-rata dapat menghasilkan 50-100 ml madu, sedangkan lanceng besar seperti lanceng gagak atau Trigona Itama bisa mencapai 1 liter madu.

“Pemasaran madu paling banyak ke luar Kulon Progo. Bahkan, pegawai Lab. Kemenkes yang di Salatiga sudah berlangganan rutin”ujarnya.

Madu klanceng dengan madu lebah lain berbeda, baik secara fisik maupun kandungannya. Madu klanceng lebih encer. Kandungan vitaminnya lebih banyak karena berasal dari bermacam-macam bunga. Jika dirasakan, madu klanceng seperti ada asem-asemnya.

“Kendala yang kami alami selama pembudidayaan lebah klanceng adalah pengaruh musim. Daerah sini (Jatimulyo-red) pada bulan Juni hingga September hawanya dingin dan sumber pakan bagi lebah juga berkurang” pungkasnya. (Konsika Kulon Progo/Mas Pardy)

No comments:

Post a Comment