KONSIKA NEWS, GIRIMULYO – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan verifikasi terhadap calon peserta Penghargaan Kalpataru tahun 2021 yang berasal perwakilan Kabupaten/Kota di DIY.
Untuk kategori Penyelamat Lingkungan, Kelompok Tani Hutan (KTH)
Wanapaksi yang berlokasi di Gunung Kelir Kalurahan Jatimulyo Kapanewon
Girimulyo maju mewakili Kabupaten Kulon Progo.
Digelar secara terbatas dengan tetap mematuhi protokol
kesehatan pencegahan Covid-19, verifikasi oleh Tim DLHK DIY berlangsung pada
Senin (5/4/2021).
Kepala Bidang Penaatan, Pengkajian dan Pengembangan Kapasitas
Lingkungan Hidup DLHK DIY Ir. Kuncara Hadi Purwaka, MMA mengapresiasi KTH
Wanapaksi dalam kiprahnya turut menyelamatkan lingkungan.
“Alhamdulillah masih
ada kelompok yang peduli bagaimana agar fungsi lingkungan tetap terjaga. Perlu
disadari bahwa banyak terjadi bencana alam akibat aktivitas manusia yang tidak
ramah lingkungan,” ujar Kuncara.
Apresiasi senada dikemukakan oleh Kepala Dinas Lingkungan
Hidup (DLH) Kabupaten Kulon Progo Drs. Sumarsana, M.Si.
Mempunyai program unggulan konservasi burung, KTH Wanapaksi memiliki
andil besar dalam pelestarian alam Jatimulyo.
“Dengan penyelamatan burung, maka hutan, air, dan lingkungan akan
lestari. Dengan lestarinya lingkungan maka mendatangkan rezeki dan peningkatan
kesejahteraan warga,” kata Sumarsana yang hadir langsung mendampingi Tim
Verifikasi Kalpataru.
Dalam hal regulasi, Sumarsana menyebut di Kalurahan Jatimulyo
sudah diberlakukan Perdes Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pelestarian Lingkungan
Hidup.
Sementara, salah satu pengurus KTH Wanapaksi Suhandri yang
akrab dipanggil Andri, menuturkan makna Wanapaksi yang dijadikan sebagai nama
kelompok.
“Wana berarti hutan, dan Paksi artinya burung. Jadi Wanapaksi
adalah mengangkat burung sebagai simbol harmoni antara manusia dengan hutan
yang menghidupi,” tutur Andri.
Menurut Andri, KTH Wanapaksi dibentuk untuk mewadahi petani
hutan di Pedukuhan Gunung Kelir dan sekitarnya dalam upaya konservasi sumber
daya alam flora dan fauna yang ada di Jatimulyo, mengembangkan agroforest Hasil
Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan jasa lingkungan, serta pemasaran produk dan jasa
hutan.
Program KTH Wanapaksi pun beranekaragam, mulai dari
konservasi burung, mata air, batuan karst, hingga pengembangan produk HHBK dan
Eko-Eduwisata.
“Kegiatan konservasi burung sebagai aset hutan rakyat
Jatimulyo antara lain berupa adopsi sarang burung, pengembangan wisata
pengamatan dan fotografi burung, patroli dan kampanye pelestarian burung, serta
promosi desa ramah burung,” terang Andri. (Prd)
No comments:
Post a Comment