Tuesday, 17 September 2019

Sekilas Profil Pedukuhan Tanggulangin, Sentra Industri Kerajinan Serat Alam Di Kulon Progo Bagian Utara

NANGGULAN, konsikaku.blogspot.com- Secara nama, Tanggulangin mungkin digunakan sebagai nama di beberapa wilayah Indonesia. Secara lebih fokus, di sini membahas Tanggulangin sebagai salah satu nama pedukuhan yang berada di Desa Tanjungharjo Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mencapai lokasi, dapat ditempuh 12 km dengan perjalanan darat ke arah utara dari Kota Wates lebih kurang 20 menit jika menggunakan kendaraan bermotor.

Secara geografis, wilayah pedukuhan ini berbatasan langsung dengan pedukuhan Dengok di sebelah utara dan Pedukuhan Tanjung Gunung serta Pedukuhan Ngangin-angin Desa Banyuroto di sebelah selatan. Sedangkan, di sebelah timur berbatasan dengan Pedukuhan Tanjung Gunung dan di sebelah barat berbatasan dengan Pedukuhan Grigak Desa Giripurwo Kecamatan Girimulyo.

Pedukuhan Tanggulangin terbagi ke dalam 2 RW (Rukun Warga), yakni RW 10 dan RW 11. RW 10 membawahi 2 RT (Rukun Tetangga) yaitu RT 28 dan RT 29. RW 11 juga membawahi 2 RT yaitu RT 30 dan RT 31. Saat ini jabatan Dukuh dipegang oleh Wido Satmoko. RW 10 diketuai oleh Sanyata dan RW 11 diketuai oleh Suroso. Mulyono, Parji, Ristiyana, dan Yanto secara berurutan masing-masing sebagai Ketua RT 28, 29, 30, dan 31.

Mayoritas penduduk Tanggulangin memeluk agama Islam. Bangunan tempat beribadah berupa masjid berdiri megah di tengah desa, ialah Masjid Al Amin. 2 tahun yang lalu masjid tersebut telah direnovasi dengan biaya swadaya masyarakat. Siswanto saat ini dipercaya sebagai Takmir Masjid.

Kegiatan kepemudaan diwadahi dalam organisasi karang taruna bernama Puri Duta, kependekan dari Putra Putri Dusun Tanggulangin. Puri Duta aktif di berbagai kegiatan masyarakat dan menjadi sarana mematangkan pengalaman berorganisasi bagi seluruh anggotanya. Ferry ditunjuk sebagai Ketua Karang Taruna Puri Duta pada masa sekarang ini.

Dalam hal perekonomian, masyarakat Tanggulangin sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani merangkap pengrajin. Industri kerajinan berbahan baku serat alam memang tumbuh subur di wilayah ini mulai dari gedebok pisang, pandan, mendong, rotan, hingga enceng gondok. Tercatat ada 3 pengusaha sukses yang resmi terdaftar di pemerintah. Ketiganya adalah Tukimin HS (CV. Indo Seagrass), Danuri (Ferry Craft Mandiri), dan Sugiyanto (Rigen The Natural Craft).

Nafas ekonomi masyarakat meningkat drastis semenjak hadirnya industri rumah tangga kerajinan serat alam yang telah berkembang pesat semenjak 20-an tahun silam. Aneka ragam produk kerajinan yang berhasil diproduksi antara lain berupa tas, kursi, meja, karpet, kap lampu, dan lain sebagainya. Omzet penjualannya mencapai milyaran rupiah karena telah berhasil menembus pangsa pasar baik dalam negeri maupun luar negeri. Produk-produk kerajinan banyak dipasarkan di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali. Sedangkan skala ekspor telah menjangkau kawasan Asia, Eropa, dan Amerika. Dengan demikian, tak mengherankan jika produk-produk kerajinan serat alam Pedukuhan Tanggulangin Desa Tanjungharjo telah dikenal luas di berbagai belahan dunia. (Konsika Kulon Progo/Mas Pardy)

No comments:

Post a Comment