Thursday, 12 September 2019

Fenomena Kemunculan Kawanan Monyet Ekor Panjang di Kulon Progo


SENTOLO, konsikaku.blogspot.com- Pertengahan tahun 2019, sekitar bulan Agustus dan September publik di Kulon Progo dikagetkan dengan kemunculan kawanan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di permukiman penduduk. Bahkan, tidak hanya di lingkup satu kecamatan saja.

Awal September kemarin, kawanan monyet ekor panjang kembali muncul di daerah Siwalan Sentolo. Dilaporkan oleh Iwan Sanusi Ketua Komunitas Pelestari Alam dan Satwa (PADAS).

“Mohon bantuannya, telah hadir rombongan monyet di daerah Sentolo, tepatnya dekat tetek spur (palang kereta api-red) yang ditutup. Masyarakat merasa resah, takut menyerang” tulisnya melalui pesan singkat.

Sementara, Dwi salah satu pemerhati lingkungan mengatakan jika dirinya melihat monyet serupa di daerah Pendoworejo Girimulyo pada bulan Agustus kemarin.

“Bulan lalu saya pendataan di Dusun Balak  RT 72 Desa Pendoworejo. Saya melihat langsung monyet mencabut singkong di halaman keluarga Pak Suradi yang baru saya data” ujarnya.

Ia menambahkan hampir semua tanaman dipanen monyet tersebut, kecuali cabai dan jeruk. Kawanan yang turun kalau ramai-ramai kabarnya jumlahnya mencapai ratusan.

Irwan Jasmoro, salah satu tokoh penggiat lingkungan menyatakan populasi monyet ekor panjang di sekitar Perbukitan Menoreh memang masih banyak. Beberapa satwa yang sudah punah di daerah lain juga masih bisa ditemui di kawasan Hutan Menoreh.

“Pesan saya, jangan dikasih makan. Kalau dikasih makan biasanya nggak mau balik masuk hutan, terus njagakke dipakani (tergantung pemberian makan-red). Nanti musim hujan, hutannya ditanami tanaman buah saja. Pilih jenis yang cepat berbuah seperti talok dan timun hutan” ucapnya.

Kemunculan monyet ekor panjang hingga kawasan perumahan warga segera direspon oleh Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta. Tim BKSDA meninjau langsung ke lokasi.

“Kemarin sore kami sudah ke lokasi di Dusun Siwalan Sentolo. Sempat bertemu dengan Pak Tono dan Bu Mimi, agen bus di dekat lokasi. Mereka sempat menjumpai 3 ekor monyet ekor panjang (MEP), yang mencari makan pupus pepaya dan pisang. Bahkan ada yang mengambil barang dagangan berupa kacang tanah dan kapri” kata Untung Suripto, dari Tim BKSDA Yogyakarta. 

Menurutnya, fenomena ini terjadi hampir tiap tahun, MEP keluar kawasan karena mencari makan. Tetapi, tahun 2019 ini memang frekuensi kejadiannya lebih sering.  Ia mencontohkan, di kawasan lereng Merapi ada sebuah komunitas yang mencoba hidup berdampingan dengan MEP. Sementara bagi warga yang tinggal di perkotaan memang tidak terbiasa hidup berdampingan dengan MEP.

“Ada beberapa hal penyebab keluarnya MEP. Antara lain kerusakan habitat atau karena musim kemarau yang panjang sehingga pakan di dalam hutan minim. Hal ini mengakibatkan MEP keluar dari habitatnya untuk mencari pakan” imbuhnya.

Sudah semestinya semua warga masyarakat sadar, hewan-hewan langka tersebut dilindungi. Agar anak cucu generasi mendatang bisa melihat secara langsung hewan tersebut. Bukan melalui foto, film, maupun bentuk dokumenter lainnya. Menjaga kelestarian habitat tempat hidup adalah wujud nyata kepedulian terhadap satwa-satwa tersebut. (Konsika Kulon Progo/Mas Pardy)

Gambar. Tim dari BKSDA Yogyakarta meninjau lokasi tempat dimana kawanan Monyet Ekor Panjang muncul di daerah Siwalan Sentolo



















Gambar. Kawanan Monyet Ekor Panjang masuk hingga permukiman warga di daerah Siwalan Sentolo


No comments:

Post a Comment