Sunday 29 September 2019

Persaingan Konsep Modernitas Manunggal Fair 2019, Stand Ini Justru Back To Nature

PENGASIH, konsikaku.blogspot.com- Perubahan lokasi pameran pembangunan Manunggal Fair Kabupaten Kulon Progo dari outdoor menjadi indoor di tahun ini membawa dampak yang cukup signifikan. Salah satunya adalah tampilan stand bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kecamatan, Ormas, dan UMKM yang berada di dalam Exhibition Hall Taman Budaya Kulon Progo (TBK). Tidak adanya aturan resmi dari panitia penyelenggara menyebabkan cover stand sangat beragam.

Kondisi belum terbiasa tampil indoor tersebut pada akhirnya membawa kelemahan dan kelebihan tersendiri. Kelemahannya antara lain apapun jenis bahan dapat digunakan untuk mendirikan stand, muncul persaingan yang kurang sehat antar peserta pameran demi mengejar desain yang memikat, dan ketinggian stand di dalam ruangan tidak sama menciptakan pemandangan terkesan kurang rapi.

Sedangkan kelebihannya antara lain para peserta pameran bebas bereksplorasi dalam berkreasi menampilkan stand terbaik, stand beragam menampik kesan monoton, dan peserta lebih leluasa dalam mengatur budget masing-masing. Banyak yang menggandeng pihak ketiga untuk menyiapkan stand, tak sedikit pula yang mengunakan jasa persewaan tenda dan dekorasi.

Di tengah persaingan stand berkonsep modern, tercatat ada 2 stand penampil Manunggal Fair 2019 di Exhibiton Hall Taman Budaya Kulon Progo yang justru back to nature. Stand tersebut ialah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Kebudayaan Kulon Progo.

DLH menggunakan bambu sebagai kerangka utama stand. Dipadukan dengan gapura dari ekobrik dan untaian bunga pinus sebagai hiasan, menciptakan kesan stand DLH ramah alam dan lingkungan. Barang-barang yang dipamerkan pun terdiri dari aneka kerajinan yang berasal dari pemanfaatan sampah dan limbah. Menggandeng komunitas Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Merti Bawana Asri Kulon Progo, DLH juga melayani konsultasi cara pemilahan sampah, pembuatan komposter, keperluan mengurus izin lingkungan, aduan lingkungan, dan tutorial pembuatan hasta karya berbahan baku sampah.

Berada tepat di belakang DLH, Stand Dinas Kebudayaan juga mengangkat tema alam. Berbahan baku jerami dan bambu, Disbud mencoba mengarahkan pikiran pemirsa ke pemandangan di persawahan. Stand Disbud bercirikan gubuk dan hantu sawah.

Apapun yang menjadi catatan gelaran Manunggal Fair 2019, khususnya masalah stand hendaknya menjadi bahan perbaikan di masa mendatang. Penyelenggaraan Manunggal Fair diharapkan akan membaik dari tahun ke tahun. Mengingat Manunggal Fair adalah event kebanggaan masyarakat Kulon Progo jelang peringatan Hari Jadi Kabupaten di tiap tahunnya. (Konsika Kulon Progo/Mas Pardy)

Gambar. Stand Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo pada Event Manunggal Fair 2019

Mengapa Hingga Kini, Fisika Bukan Mata Pelajaran Favorit Di Sekolah


NANGGULAN, konsikaku.blogspot.com- Ada pertanyaan yang sebetulnya mengusik bagi para guru Sains atau IPA, spesifik lagi guru Fisika ketika ditanya “Apakah pelajaran yang mereka ampu termasuk pelajaran favorit di sekolah”?. Mayoritas menjawabnya “Tidak”.

Demikian halnya saat siswa ditanya tentang pelajaran apa yang paling disukai di sekolah. Sebagian besar pasti dengan lantang menyebutkan pelajaran selain fisika. Jika ada yang menyebut pelajaran fisika, jumlahnya sangat minim dan tak seberapa banyak.

Kondisi di atas secara jujur diakui terjadi hampir di setiap sekolah di seluruh Indonesia baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan, utamanya jenjang SMP/MTs sederajat atau SMA/MA/SMK sederajat. Tolok ukurnya bisa dicermati ada berapa siswa yang memilih pelajaran fisika untuk Ujian Nasional dan berapa persen dari jumlah siswa total.

Bukan kodrat fisika untuk menjadi pelajaran yang tidak disukai siswa. Evaluasi dan introspeksi mutlak harus dilakukan, terlebih Indonesia telah merdeka selama 74 tahun. Bisa jadi akar masalah yang ada di tiap sekolah tidak sama. Semua perlu disikapi secara arif sehingga ditemukan jalan keluar.

Sering kali siswa mengeluh pelajaran fisika materinya sulit, banyak rumusnya dan hitungannya panjang. Tak sedikit pula yang mengatakan pelajaran fisika tidak menarik. Kalau praktikum ribet dan laporannya membuat kepala pening. Ada lagi yang curhat guru fisika di sekolahnya berperangai galak sehingga menjatuhkan mental peserta didik. Sosok guru memang kadang dikambinghitamkan siswa ketika nilai fisikanya jelek. Ada yang bilang saat penyampaian materi terasa hambar dan monoton sehingga cepat bosan, bahkan ada yang sampai mengantuk dan kemudian terlelap.

Terlepas dari curhatan siswa, wajib menjadi pekerjaan rumah dan tugas bersama untuk segera berbenah. Siswa senang mempelajari fisika, memahami materi dengan baik, mengembangkan ide-ide kreatif sehingga prestasi dan hasil belajarnya mengalami peningkatan, hendaknya menjadi tujuan mulia. Jika kelak mereka lulus kemudian ada yang bertanya, “Dulu saat kamu sekolah, pelajaran apa yang disukai”? semua sepakat menjawab “Fisika”. Ketika ditanya “Siapa guru terfavorit di sekolah”? dengan bangga menjawab “Guru fisika”. Dan saat ada pertanyaan “Nilaimu paling bagus pada mata pelajaran apa”? tegas dijawab “Fisika”. Dengan demikian, fisika akan dikenang sebagai pelajaran yang membuat bahagia, berprestasi akademik dan berbudi pekerti. (Konsika Kulon Progo/Mas Pardy)



Thursday 19 September 2019

Jathilan Turonggo Bekso Manunggal Dari Kulon Progo Konsisten Lestarikan Gagrak Klasik Pong Jir

NANGGULAN, konsikaku.blogspot.com- Kesenian tradisional masih berkembang subur di wilayah Kabupaten Kulon Progo. Sebagai contoh, terdapat jathilan, kethoprak, wayang kulit, angguk, kubro siswo, reog, karawitan, dan lain sebagainya. Seni jathilan atau sering disebut kuda kepang sendiri bermacam-macam jenisnya, ada pula yang disebut oglek dan incling.

Salah satu daerah yang masih konsisten melestarikan kesenian jathilan di Kulon Progo ialah Pedukuhan Tanggulangin Desa Tanjungharjo Kecamatan Nanggulan. Di pedukuhan ini terdapat Paguyuban Seni Jathilan Turonggo Bekso Manunggal (TBM). Ketua paguyuban sekarang dijabat oleh Seno.

Tidak diketahui persis sejak tahun berapa seni jathilan di Pedukuhan Tanggulangin berkembang. Yang jelas peninggalan dari leluhur terdahulu diuri-uri (dilestarikan-red) hingga kini. Sebagai grup jathilan yang telah ada sejak lama, Jathilan Turonggo Bekso Manunggal mempunyai aliran atau gagrak klasik atau yang lebih dikenal dengan istilah jathilan pong jir.

Dalam gagrak klasik, tari jathilan runtut baik alur cerita maupun gerakannya. Secara garis besar mengisahkan pertempuran antara 2 kubu pasukan dimana pasukan yang berpegang pada kebenaran dan keadilan pada akhir kisah akan meraih kemenangan.

Piranti gamelan untuk jathilan gagrak klasik pun masih terawat dengan baik seperti kendang, angklung, dan keprak. Sandangan (pakaian-red) masih lengkap dengan kuluk nya, barongan, topeng wewe gombel, penthul dan bejer. Untuk kuda kepang sudah generasi produk baru, sebab kuda kepang warisan lama raib tak diketahui keberadaannya.

Selain tari klasik, Jathilan Turonggo Bekso Manunggal juga mengembangkan tari kreasi baru dengan mendatangkan pendamping dari luar pedukuhan. Latihan rutin digelar jelang pentas manakala mendapat tanggapan atau order, guna mengasah kekompakan antar penari dan menyelaraskan antara gerakan dengan irama musik pengiring.

Pementasan jathilan kreasi baru biasanya dikombinasikan dengan rampak buto gedruk, atau ganong, atau celeng atau singo barong. Dalam sekali order pentas, biasanya menampilkan 4 babak meliputi babak putra junior kreasi baru, babak klasik pong jir, babak putri kreasi baru, dan babak putra senior kreasi baru. Namun demikian, jumlah babak tiap pentas dapat bersifat luwes (fleksibel-red) artinya tergantung dari pemesan menginginkan berapa babak dan model apa. Terkait dengan harga pesan atau order pentas, Jathilan Turonggo Bekso Manunggal (TBM) tidak mematok harga resmi, sehingga bisa nego tergantung kesepakatan kedua belah pihak.

Ajang eksistensi, Jathilan TBM pasti pentas minimal 1 kali tiap tahunnya, khususnya di Pedukuhan Tanggulangin. Dipentaskan rutin pasca hari raya lebaran Idul Fitri kurun waktu H+4 hingga H+7 di rumah salah satu warga. Satu hal yang paling dinantikan oleh penonton adalah manakala para pemain jathilan mengalami kondisi trance atau kesurupan atau ndadi. Aksi para pemain yang sedang kesurupan menjadikan suasana mendebarkan dan menaikkan kepo atau rasa penasaran penonton kira-kira adegan akhirnya seperti apa.

Aksi kesurupan atau ndadi para penari jathilan TBM ditambah kreasi tarian dengan alunan musiknya yang khas menjadi daya magnet tersendiri bagi penonton. Setiap kali pentas penonton berjubel penuh. Bahkan tak jarang berbondong-bondong dari luar daerah menyempatkan datang untuk menyaksikan. Sebaran usia penonton jathilan juga merata dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, hingga usia lanjut. Kepedulian generasi muda dalam melestarikan jathilan, khususnya gagrak klasik pong jir merupakan kunci utama mengapa paguyuban tersebut masih eksis hingga kini. (Konsika Kulon Progo/Mas Pardy) 

Tuesday 17 September 2019

Sekilas Profil Pedukuhan Tanggulangin, Sentra Industri Kerajinan Serat Alam Di Kulon Progo Bagian Utara

NANGGULAN, konsikaku.blogspot.com- Secara nama, Tanggulangin mungkin digunakan sebagai nama di beberapa wilayah Indonesia. Secara lebih fokus, di sini membahas Tanggulangin sebagai salah satu nama pedukuhan yang berada di Desa Tanjungharjo Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mencapai lokasi, dapat ditempuh 12 km dengan perjalanan darat ke arah utara dari Kota Wates lebih kurang 20 menit jika menggunakan kendaraan bermotor.

Secara geografis, wilayah pedukuhan ini berbatasan langsung dengan pedukuhan Dengok di sebelah utara dan Pedukuhan Tanjung Gunung serta Pedukuhan Ngangin-angin Desa Banyuroto di sebelah selatan. Sedangkan, di sebelah timur berbatasan dengan Pedukuhan Tanjung Gunung dan di sebelah barat berbatasan dengan Pedukuhan Grigak Desa Giripurwo Kecamatan Girimulyo.

Pedukuhan Tanggulangin terbagi ke dalam 2 RW (Rukun Warga), yakni RW 10 dan RW 11. RW 10 membawahi 2 RT (Rukun Tetangga) yaitu RT 28 dan RT 29. RW 11 juga membawahi 2 RT yaitu RT 30 dan RT 31. Saat ini jabatan Dukuh dipegang oleh Wido Satmoko. RW 10 diketuai oleh Sanyata dan RW 11 diketuai oleh Suroso. Mulyono, Parji, Ristiyana, dan Yanto secara berurutan masing-masing sebagai Ketua RT 28, 29, 30, dan 31.

Mayoritas penduduk Tanggulangin memeluk agama Islam. Bangunan tempat beribadah berupa masjid berdiri megah di tengah desa, ialah Masjid Al Amin. 2 tahun yang lalu masjid tersebut telah direnovasi dengan biaya swadaya masyarakat. Siswanto saat ini dipercaya sebagai Takmir Masjid.

Kegiatan kepemudaan diwadahi dalam organisasi karang taruna bernama Puri Duta, kependekan dari Putra Putri Dusun Tanggulangin. Puri Duta aktif di berbagai kegiatan masyarakat dan menjadi sarana mematangkan pengalaman berorganisasi bagi seluruh anggotanya. Ferry ditunjuk sebagai Ketua Karang Taruna Puri Duta pada masa sekarang ini.

Dalam hal perekonomian, masyarakat Tanggulangin sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani merangkap pengrajin. Industri kerajinan berbahan baku serat alam memang tumbuh subur di wilayah ini mulai dari gedebok pisang, pandan, mendong, rotan, hingga enceng gondok. Tercatat ada 3 pengusaha sukses yang resmi terdaftar di pemerintah. Ketiganya adalah Tukimin HS (CV. Indo Seagrass), Danuri (Ferry Craft Mandiri), dan Sugiyanto (Rigen The Natural Craft).

Nafas ekonomi masyarakat meningkat drastis semenjak hadirnya industri rumah tangga kerajinan serat alam yang telah berkembang pesat semenjak 20-an tahun silam. Aneka ragam produk kerajinan yang berhasil diproduksi antara lain berupa tas, kursi, meja, karpet, kap lampu, dan lain sebagainya. Omzet penjualannya mencapai milyaran rupiah karena telah berhasil menembus pangsa pasar baik dalam negeri maupun luar negeri. Produk-produk kerajinan banyak dipasarkan di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali. Sedangkan skala ekspor telah menjangkau kawasan Asia, Eropa, dan Amerika. Dengan demikian, tak mengherankan jika produk-produk kerajinan serat alam Pedukuhan Tanggulangin Desa Tanjungharjo telah dikenal luas di berbagai belahan dunia. (Konsika Kulon Progo/Mas Pardy)

Monday 16 September 2019

Pertanyaan-Pertanyaan Sains Dalam Kehidupan, Mari Berfikir Kritis Tentang Alien dan UFO

  • Berapa lama waktu yang biji jagung untuk tumbuh hingga mencapai panjang batang 5 cm usai ditanam?
  • Buah mangga semakin matang warna kulitnya makin menguning, tapi mengapa kalau buah sawo, mentah dan matang warna kulitnya sama?
  • Mengapa uban rambut berwarna putih?
  • Nyamuk itu makanannya apa ya?
  • Jelaskan manfaat nyamuk ?
  • Siapakah orang yang pertama kali membuat handphone?
  • Logat bahasa manusia di setiap negara tidak sama, bagaimana dengan suara sapi? Coba jelaskan?
  • Bulan adalah satelit bumi. Berapakah umur Bulan sekarang?
  • Apakah kita bisa mengatur cerita dalam mimpi?
  • Jelaskan manfaat dari cicak!
  • Siapakah yang membuat semen pertama kali?
  • Benarkah Alien itu memang ada?
  • Jika Alien memang ada, lebih cerdas mana antara manusia di Bumi dengan Alien?
  • Makanan dan minuman Alien terbuat dari apa?
  • Bagaimana cara Alien bereproduksi?
  • Apakah Alien juga bernafas dengan oksigen?
  • Dimanakah tempat tinggal Alien?
  • Apakah di negara Alien juga ada demonstrasi?
  • Bukti apa saja yang menunjukkan keberadaan Alien?
  • Mengapa pesawat UFO menyerupai piring, bukan sendok atau mangkok?
  • Apakah jenis bahan bakar pesawat UFO?
  • Apakah Alien itu sama dengan hantu?
  • Sejak tahun berapa orang mulai membicarakan Alien dan UFO?
  • Apakah Alien juga mengenakan busana?
  • Di negara Alien, rumah tempat tinggalnya berbentuk seperti apa?
  • Bagaimana sistem pemerintahan di negara Alien?
  • Apakah Alien juga menganut agama?
  • Apakah Alien ada yang suka menyanyi dan menggelar konser musik?
  • Mengapa di Indonesia, Alien belum masuk dalam materi kurikulum pelajaran?
  • Apa sajakah mata pencaharian Alien?
  • Berapa rata-rata usia hidup Alien?
  • Apakah Alien kebal senjata tajam?
  • Makhluk dari luar angkasa, mengapa disebut Alien? Siapakah yang pertama kali menyebut dengan istilah itu?
  • Apakah di Indonesia ada orang yang fokus meneliti tentang Alien dan UFO, siapa dia?
  • Apakah Alien juga gemar berolahraga dan ada kompetisi olahraga disana?
  • Anda termasuk orang yang percaya adanya Alien atau tidak?

Writen by Konsika Kulon Progo
Salam Konsika
Fisika Asyik - Kulon Progo Menarik - Jogja Istimewa