Sunday 6 December 2020

DLH Kulon Progo Melakukan Pemantauan Green Belt Di Kawasan Selatan Bandara YIA

KONSIKA NEWS, TEMON - Menjalankan ketugasan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kulon Progo melakukan pemantauan terhadap green belt (sabuk hijau) yang terletak di kawasan sebelah selatan Yogyakarta International Airport (YIA).

Berdasarkan hasil pemantauan perlu dilakukan evaluasi agar tingkat pertumbuhan tanaman green belt makin baik.



“Ini bagian dari tugas kami memantau salah satu kegiatan di Kulon Progo untuk mendukung keberadaan bandara YIA yaitu green belt (sabuk hijau) yang tahun kemarin ditanami cemara udang, pandan, nyamplung, ketapang, dan keben. Sebagaimana kita ketahui bersama tidak lama berselang dari penanaman awal, banyak tanaman yang mati,” tutur Kepala DLH Kulon Progo Drs. Sumarsana, M.Si yang memimpin langsung pemantauan, Rabu (4/11/2020).

Seiring perjalanan waktu tanaman tersebut sudah disulami dan disiapkan sarana prasarana penunjang seperti halnya sumur untuk keperluan penyiraman. Namun demikian, jumlah sumur dan jumlah tenaga pengelola dirasa belum sepadan apabila dibandingkan dengan lahan green belt seluas 50 ha.



Ke depan, kata Sumarsana, perlu penambahan sumur dan tenaga pemelihara sehingga tanaman tersebut tidak hanya mendapatkan air seminggu sekali.

Dari informasi salah satu tenaga pemelihara, dengan jumlah sumur dan tenaga yang ada dengan dibandingkan luasan tanaman, maka per batang tanaman baru bisa mendapatkan giliran penyiraman satu kali dalam seminggu,” imbuhnya. 

Dengan penambahan sarana prasarana penyiraman termasuk pompa dan selang, pihaknya optimis setiap tanaman dapat tersiram 2-3 kali per minggu sehingga tingkat kehidupannya menjadi tinggi, tidak terus-menerus hanya mengganti tanaman baru lagi.  

Sekarang masuk musim hujan tentu kehidupannya akan tinggi, tetapi nanti masuk musim kemarau berikutnya tentu memerlukan kebutuhan air yang lebih banyak,” tandas Sumarsana.

Menurut Kepala Seksi Pengkajian dan Konservasi Lingkungan Bidang Tata Lingkungan DLH Kulon Progo Kahar, AMKL, yang tidak kalah penting perlu mendapat perhatian adalah upah tenaga.

“Walaupun bagaimana mereka (tenaga penyiram-red) kan juga bekerja. Berhak sejahtera dan mendapat imbalan yang lebih dari layak,” ujar Kahar saat mendampingi Kepala Dinas.

Salah satu anggota kelompok pemelihara green belt Suwardi mengatakan, memasuki penghujan di bulan November-Desember rencananya akan dilakukan penanaman ulang atau penyulaman tanaman kembali.

“Mudah mudahan di bulan November-Desember ini untuk penyulaman akan memperoleh hasil yang maksimal karena cuaca dan curah hujan mencukupi. Telah tersedia pula sumber air untuk membantu bilamana nanti curah hujan berkurang. Meskipun, baru tersebar di 26 titik dari hamparan Paliyan-Sindutan hingga Paliyan-Glagah,” kata anggota kelompok Bumi Lestari Kalurahan Paliyan tersebut.

Ditambahkan Suwardi, waktu awal penanaman dulu karena belum disediakan sumber air dan pemilihan waktu tanam yang kurang tepat mengakibatkan prosentase tanaman yang hidup hanya berkisar 50% saja. (Prd)

No comments:

Post a Comment