Sunday, 6 December 2020

Di Kulon Progo : Pelatihan Produk Kerajinan Dari Sampah Digelar Hingga 20 Hari

KONSIKA NEWS, PENGASIH - Mengoptimalkan cakupan dan penguasaan materi oleh peserta, pelatihan pembuatan beraneka produk kerajinan berbahan baku sampah digelar selama 20 hari kerja sejak tanggal 12 Oktober hingga 6 November 2020.

Bertempat di Bank Sampah Dhuawar Sejahtera Pedukuhan Kroco Kalurahan Sendangsari Kapanewon Pengasih, pelatihan terselenggara atas kerjasama UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Kulon Progo dengan Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Merti Bawana Asri.



Peserta pelatihan berasal dari kalangan ibu-ibu rumah tangga warga Pedukuhan Kroco dan sekitarnya. Sebagai instruktur, diampu langsung oleh pegiat JPSM sesuai bidang keahlian masing-masing.

Menurut salah satu instruktur Isna Mansuuroh, pemilihan materi pelatihan diselaraskan dengan potensi wilayah setempat.  

Materinya kita sesuaikan dengan potensi kewilayahan. Yang sudah pernah dikembangkan apa, yang belum apa. Dengan demikian, kita bisa mengembangkan yang belum pernah diperoleh sehingga maksimal,kata Isna kepada WARTA DLH di hari terakhir pelatihan, Jumat (6/11/2020).



Di Kroco, para instruktur memberikan 14 (empat belas) materi pembuatan kerajinan, antara lain dari bahan kaleng bekas, gelas air mineral, minyak jelantah, kemasan sachet bungkus makanan, sabut kelapa/cocopeat, plastik kresek, dan sak semen.

Gelas kemasan air mineral bisa dikreasi menjadi kerajinan tas dan keranjang yang menarik,tambah Isna memberi contoh.

Selain bahan-bahan di atas, Isna mengatakan limbah pecahan kaca/beling, keramik, dan steroform juga dapat dikemas menjadi produk bermanfaat.

Daripada dibuang sembarangan atau dipendam di kebun dan berpotensi membuat celaka, benda-benda berbahaya seperti itu juga bisa untuk bahan pot. Bisa dengan dilebur dahulu ataupun teknik menempel,tuturnya sebagaimana pernah dipraktekkan dalam pelatihan serupa di wilayah Bugel Panjatan belum lama ini.

Melalui pelatihan pembuatan aneka kerajinan dari sampah, ungkap Isna, menjadi media mengkolaborasikan kepentingan berbagai instansi dalam satu kegiatan.

Misalnya Dinas Lingkungan Hidup dengan pengelolaan sampahnya, Dinas Pariwisata dengan penyediaan souvenirnya, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan perluasan peluang usaha, serta Dinas Kebudayaan dengan pengembangan potensi seninya,kata Isna.  

Dengan mengkolaborasikan banyak pihak terkait maka tanggung jawab pengurangan sampah tidak hanya terdapat pada satu instansi. Selain itu, menjadi sarana edukasi agar semua lapisan masyarakat merasa handarbeni dan peduli untuk mengolah sampah.

Selama ini belum banyak masyarakat yang mengolah sampah secara madiri sebab merasa belum butuh. Di sinilah arti penting edukasi,pungkasnya.



Dikonfirmasi terpisah, Danarta Sendangsari Sugiyanto mengatakan Pemerintah Kalurahan sangat mengapresiasi diselenggarakannya pelatihan. Pihaknya berharap ada pelatihan tahap berikutnya.

Harapannya bisa berkelanjutan karena ini baru sebatas pelatihan tingkat dasar. Nanti akan kita spesialisasi dan pengajuan lagi untuk program pelatihan tingkat lanjut,ujarnya.

Sugiyanto menilai pelatihan selama 20 hari tersebut berhasil. Terbukti, produk-produk kerajinan karya peserta bagus-bagus.

Tidak mengira, baru sekali pelatihan hasilnya sudah bagus seperti ini. Mudah-mudahan ke depan bisa dikembangkan skillnya,ucap Sugiyanto.

Tokoh penasehat Bank Sampah Dhuawar Sejahtera tersebut menegaskan, kepedulian terhadap pengelolaan sampah merupakan sikap warga negara yang terpuji karena membantu pemerintah dalam upaya penanganan sampah.

Sampah urusan kita bersama, bukan semata tanggungjawab pemerintah. Oleh karena itu, mari kelola sampah secara bijak,ajaknya. (Prd)

No comments:

Post a Comment