KONSIKA NEWS, WATES - Pengelolaan Bank Sampah di Kabupaten Kulon Progo saat ini masih berbasis sosial. Hal ini menyebabkan Bank Sampah kesulitan berkembang.
Menurut Kepala Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kulon Progo Drs. Sumarsana, M. Si, untuk
memajukan Bank Sampah maka tata kelolanya perlu ditingkatkan.
"Tidak dipungkiri bahwa
manajerial Bank Sampah di Kulon Progo masih berbasis sosial murni. Oleh karena
itu, diperlukan perubahan paradigma dari gerakan sosial murni menjadi social enterprise," ujar Sumarsana
saat koordinasi pengelolaan sampah di Wates, Kamis (4/3/2021).
Sumarsana mengungkapkan,
arah pengembangan business model pada
Bank Sampah di Kulon Progo dapat ditempuh dengan beberapa cara, antara lain pengembangan
pelayanan dan jasa bank sampah berupa pelayanan penabungan sampah, pelayanan
pengelolaan limbah minyak jelantah, serta jasa pengambilan sampah dan
pengelolaan sampah rumah tangga baik organik, laku jual, dan residu.
Tidak kalah penting, kata
Sumarsana, motivasi pengurus Bank Sampah harus didorong kuat sehingga dapat
mengelola Bank Sampah dengan lebih serius.
"Mewujudkan semua itu
tentunya ditopang dengan penguatan jejaring dan kemitraan yang baik antara Bank
Sampah dengan para pihak terkait baik instansi ataupun swasta," tegas
Sumarsana.
Dimotori Seksi Persampahan
dan Pengembangan Kapasitas Bidang Tata Lingkungan DLH Kulon Progo, koordinasi
pengelolaan sampah tahap pertama bersama 25 Direktur Bank Sampah se-Kulon Progo
tersebut mengupas strategi “Optimalisasi Bank Sampah Menjadi Cerah dan Berkah”
oleh Pembina Bank Sampah Induk Dhuawar Sejahtera, Sugiyanto dan “Metode
Dokumentasi Dan Administrasi Bank Sampah” oleh Direktur Bank Sampah Sastra,
Sarjiman. (Prd)
No comments:
Post a Comment